Hal Hal yang Perlu Diketahui Tentang Tes Alergi
Alergi merupakan kondisi yang bereaksi secara berlebihan terhadap zat tertentu. Zat penyebab alergi sendiri disebut alergen. Gejala alergi sendiri bermacam-macam. Ada alergi ringan seperti gatal atau bersin, hingga alergi berat yang sangat berbahaya.
Untuk mengetahui apakah seseorang mengidap alergi terhadap zat tertentu, biasanya dilakukan Tes Alergi. Pada umumnya, tes alergi terbagi menjadi tes darah dan tes kulit. Tes ini sendiri bertujuan untuk mengetahui apakah tubuh bereaksi terhadap zat alergen atau tidak.
Alergen sendiri terbagi menjadi beberapa jenis.
Alergen hirup, merupakan alergen yang memicu alergi apabila terhirup melalui saluran pernapasan. Contohnya, alergi terhadap debu, atau bulu binatang.
Alergen kontak, bereaksi apabila terjadi kontak langsung antara kulit dan alergen. Contohnya seperti alergi lateks, atau bahan tertentu.
Alergi saluran cerna, adalah jenis alergen yang terdapat pada makanan. Alergen jenis ini bereaksi ketika memasuki saluran pencernaan. Contohnya alergi kacang-kacangan, atau obat tertentu.
Jenis Tes Alergi
Ada beberapa tes yang bisa dilakukan untuk mendeteksi alergi pada tubuh seseorang. Yakni tes melalui kulit, darah, dan diet eliminasi.
A. Tes Alergi Melalui Kulit
Pertama, ada tes alergi melalui kulit. Tes kulit sendiri terbagi kedalam tiga jenis.
1. Tes Tusuk Kulit
Skin prick test atau dalam bahasa Indonesia disebut tes tusuk kulit merupakan tes alergi dengan cara menusuk sedikit permukaan kulit, dan membiarkan alergen masuk. Tes ini termasuk yang paling umum dilakukan.
Prosedurnya, terlebih dahulu dokter akan membersihkan kulit pasien. Kemudian, dokter akan menandai kulit dengan spidol. Selanjutnya, larutan alergen akan diteteskan pada setiap bagian tanda yang dibuat. Setelah itu, dokter atau pemeriksa akan menusukan jarum ke area kulit. Tujuanya, agar alergen masuk dan diserap kulit. Selanjutnya, dokter akan memeriksa reaksi yang terjadi pada kulit.
2. Tes Kulit Intradermal
Jika test pertama hanya diteteskan larutan, maka intradermal skin test atau tes kulit intradermal menyuntikan secara langsung alergen pada kulit. Biasanya, tes ini dilakukan jika tes tusuk kulit menunjukan hasil negatif, tetapi dokter meyakini pasien mengidap alergi. Prosedurnya hampir sama dengan tes tusuk kulit. Pertama, kulit pasien akan dibersihkan menggunakan alkohol. Selanjutnya, pemeriksa akan menyuntikan larutan alergen pada kulit pasien.
3. Tes Tempel
Sesuai namanya, tes ini dilakukan dengan cara menempelkan alergen tertentu menggunakan perekat khusus. Biasanya tes ini dilakukan untuk mengetahui alergi terhadap lateks (karet), logam, atau bahan lain. Prosedur dari patch testing atau tes tempel, setelah dokter membersihkan kulit pasien, kemudian ditempel perekat yang memiliki 20-30 alergen. Biasanya reaksi dari tes ini terjadi dalam waktu 2 hari.
B. Tes Alergi Melalui Darah
Selain tes alergi melalui kulit, ada juga tes alergi melalui darah. Tes ini dilakukan dengan memeriksa kandungan imunoglobin dalam darah. Zat ini merupakan sejenis antibodi untuk melawan zat yang dianggap ancaman oleh tubuh. Saat alergi, zat imunoglobin biasanya mengalami peningkatan jumlah.
Prosedurnya sederhana, sample darah pasien akan diambil dan diperiksa di laboratorium.
C. Tes Diet Eliminasi
Terakhir ada tes alergi dengan metode diet eliminasi. Tes ink biasanya dilakukan untuk mendeteksi alergi terhadap makanan tertentu.
Diet eliminasi sendiri terbagi menjadi dua fase.
1. Fase eliminasi, merupakan fase menghindari makanan yang menjadi atau dicurgai sebagai penyebab alergi.
2. Fase pengenalan kembali, sesuai namanya ini merupakan fase mengkonsumsi kembali makanan yang dihindari.
Demikian postingan kali ini mengenai Tes Alergi, semoga bermanfaat. Jika ada pertanyaan, silahkan tanyakan dikolom komentar.